Penentuan Kadar Vitamin C (Asam Askorbat) Metode Iodometri & Iodimetri

Penentuan Kadar Vitamin C (Asam Askorbat) Metode Iodometri

Larutan I2 mudah mengurai oleh adanya cahaya dan juga dalam suasana basa. Jadi titrasi iodometri dilakukan dalam keadaan netral. Pada pH tinggi (basa kuat) maka iodine dapat mengalami reaksi penguraian menjadi reaksi hipoiodit.

IO-(tidakstabil)+ 3IO- → IO3- + 2I-

I2 mudah terurai oleh cahaya dan basa jadi titrasi dilakukan dalam suasana Netral.

I2 +2OH- → IO- + I- + H2O

I2 ­sukar larut dalam air, namun dapat larut dalam larutan KI karena terbentuk I3-.

I2+ KI → I3- + K+

Sedangkan dalam suasana asam kuat maka amylum yang dipakai sebagai indicator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan ini iodide (I-) yang dihasilkan dapat diubah menjadi I2 dengan adanya O2 dari udara bebas, reaksi ini melibatkan H+ dari asam.

4I- + O2 + 4H+ → 2I2 + 2H2O

Hal penting yang harus diperhatikan adalah larutan iod merupakan larutan yang tidak stabil sehingga memungkinkan untuk menguap sehingga perlu distandarisasi berulang kali.Agar jumlah I2tetap stabil, maka I2 dalam KI harus dibiarkan minimal 1 hari.

  • Membuat larutan iodat ±0,1n 
1. Tibang ±6,25g (7g) I2 masukkan kedalam labu Erlenmeyer 500 mL tertutup asah
2. Buat pula larutan KI 20% (20g KI dalam 100mL air)
3. Larutkan I2 dengan larutan KI 20%
4. Campuran s/d I2 larut. Tambahkan air hingga vol 500 mL.
5. Pindahkan larutan I2 tadi ke botol reagen coklat bertutup
6. Simpan di tempat sejuk dan gelap
7. Tetapkan konsentrasinya

Catatan
Larutan KI yang digunakan tidak langsung 100 mL.awal pelarutan dengan 40 mL larutan KI 20%.

  • Penentuan konsentrasi iodat ±0,1 N
Pada umumnya larutan I2 distandarisasi dengan menggunakan standar zat baku primer As2O3. Potensial reduksi standard tidak jauh berbeda sehingga reaksi yang terjadi berlangsung lambat. Oleh karena itu untuk mempercepat reaksi ditambahkan Na2CO3 (karena dapat mengikat H+dalam kesetimbangan reaksinya)

H3AsO3 + H2O → H3AsO4 + 2H+ + 2e-

I2 + 2e- → 2I-

H3AsO3 +I2 + H2O → H3AsO4 + 2I- + 2H+

Konsentrasi larutan I2 juga dapat ditetapkan menggunakan larutan Na2S2O3 standar (baku sekunder jadi baku primer).

Indicator yang digunakan untuk mengetahui TA titrasi biasanya adalah kanji atau amylum 0,5-1%. Karbontetraklorida atau kloroform dapat mengetahui titik akhir titrasi, akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan koloid (kanji). Warna yang dihasilkan biru tua hasil reaksi I2-Amylum.

I2 + Amylum → I2-Amylum

  • Penentuan konsentrasi iodat ±0,1N 
Langkah kerja
1. Pipet 25 mL larutan Na2S2O3 standar
2. Masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL
3. Tambahkan 2 mL amylum 1%
4. Titrasi dengan I2 yang akan ditetapkan konsentrasinyas.d. TA (birujelas)
5. Lakukan titrasihingga volume peniter konstan
6. Hitung Normalitas I2. 

  • Penentuan kadar vitamin c (asam askorbat) 
Vitamin C mempunyai rumus C6H8O6 dalam bentuk murni merupakan Kristal atau serbuk putih. Tidak bau dan mencair pada suhu 190OC – 192OC. senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Sifat yang paling utama dari vitamin C adalah kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa logam terutama Cu dan Ag.

Dalam metode analisis ini, sample vitamin C dioksidasi oleh I2 sehingga tereduksi menjadi ion iodide.

A (reduktor) + I2→ A(teroksidasi) + 2I-

Langkah kerja
1. Timbang 20 tablet vitamin C dan rata-ratakan berat per-tabletnya
2. Gerus hingga halus
3. Timbang sejumlah sample vitamin C yang setaradengan 250-300 mg vit. C
4. Masukkan kedalamlabu Erlenmeyer bertutupasah
5. Tambahkan 25 mL aqua DM
6. Tambahkan 2 mL amylum 0,5 – 1%
7. Titrasi dengan larutan iodium standar s.d. TA biru jelas
8. Baca volume pemakaian
9. Lakukan duplo
10. Hitung % Vitamin C dalam contoh.

Penentuan Kadar Vitamin C (Asam Askorbat) Metode Iodometri

sumber: jobsheet kimia SMKN13 Bandung

Semoga bermanfaat,

#Jika ada yang kurang jelas atau semacamnya silahkan komen saja di kolom komentar di bawah...

Postingan terkait: